Pages - Menu

Kamis

KAWAH CANDRADIMUKA

Hadi Wahono


Kita sering mendengar orang yang sedang mengalami kesulitan atau musibah atau orang yang sedang menghibur temannya yang mengalami kesulitan atau musibah dengan mengatakan bahwa mereka harus bersabar dan ta'bah dalam menghadapi masalah atau musibah, karena semua itu hanya cobaan atau ujian dari Allah. Orang percaya, bahwa Allah menguji dan mencobai kita bukan untuk merusak hidup kita, tetapi untuk mengukur seberapa tingkat keimanan kita dan sekaligus juga sebagai tempaan bagi kita yang kalau kita berhasil mengatasi ujian atau cobaan Allah akan membuat diri kita semakin kuat, semakin beriman dan sebagainya. Pencobaan Allah seperti kawah Candradimuka dalam cerita pewayangan. Kawah Candradimuka adalah kawah yang digunakan untuk menempa para ksatria pilihan para dewa. Kawah Candradimuka merupakan kawah yang panas menggelegak, yang dapat melebur apa saja yang masuk kedalamnya. Karena itu, siapapun yang dimasukkan kedalam kawah Candradimuka, jika bukan orang yang sangat kuat luar biasa akan hancur, tetapi mereka yang kuat, yang mampu bertahan akan menjadi orang yang hebat luar biasa, yang dalam bahasa Jawanya disebut "sakti mandraguna". Kawah Candradimuka merupakan kawah tempat penempaan para ksatria pilihan Tuhan. Gatotkaca, salah satu tokoh pewayangan putra Pandawa, sangat sakti karena ketika masih kecil dia telah dimasukkan kedalam kawah Candradimuka.
Masalahnya, apakah pandangan bahwa setiap kesulitan dan musibah yang kita alami merupakan cobaan atau ujian dari Allah? Dengan kata lain, apakah Allah menguji kita mahluk kepunyaanNya?
Menurut saya pernyataan demikian merupakan wujud dari pandangan yang menganggap Tuhan tidak mahatahu. Tuhan dipandang seperti seorang guru, yang karena tidak mengetahui seberapa jauh pelajaran yang diberikannya telah diserap dan difahami oleh para muridnya, maka diadakanlah ujian. Hanya dengan memberikan ujian, seorang guru bisa mengetahui, seberapa jauh pelajaran yang diberikannya telah difahami oleh murid-muridnya. Apakah Tuhan juga demikian? Menurut saya, jelas tidak. Allah adalah Tuhan yang Mahatahu, yang mengetahui bukan saja apa yang dilakukan oleh mahlukNya, tetapi juga mengetahui apa yang difikirkan dan diangankan oleh setiap mahlukNya. Hal ini juga terdapat didalam Firman Tuhan, yang bisa kita baca dari Yakobus 1: 13 - 15 yang demikian:


13. Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.
Dari nash dalam Yakobus 1: 13 - 15 tersebut jelas bahwa Tuhan tidak mencobai kita, dan untuk mengetahui seberapa nilai iman kita Tuhan tidak perlu mencobai atau menguji kita selayaknya seorang guru menguji muridnya, karena Tuhan tanpa melakukan ujian telah mengetahui segala hal tentang kita termasuk iman kita. 
Dari bacaan kita atas Ayub 1: 12 tersbut nampak bahwa percobaan yang dialami Ayub merupakan percobaan yang dilakukan oleh iblis, bukan oleh Tuhan. Masalahnya, mengapa Tuhan mengijinkan iblis untuk mencobai Mahluk kepunyaanNya, bahkan mahluk beriman yang dikasihiNya? Saya yakin, bagi Yuhan, pencobaan demikian penting bagi mahluk yang dikasihiNya, karena cobaan demikian seperti kawah Candradimuka yang akan membuat kita semakin sakti jika kita mampu keluar dengan selamat. Dengan kata lain, cobaan demikian adalah sarana penempaan iman kita, seperti sekolah yang  menempa kita dalam masalah pengetahuan, yang kalau kita bisa memahaminya dengan baik, kita akan lulus dan naik kelas, dan kita menjadi pemenangnya. Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi (1 Timotius 6: 12).

14. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
15. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

Dalam hal ini, Yakobus berbicara mengenai pencobaan yang berhubungan dengan perbuatan kita. Sebagai contoh, kalau kita melakukan kesalahan, misalnya melakukan tindakan korupsi dan kemudian ketahuan yang mengakibatkan kita masuk penjara, maka keadaan demikian adalah akibat perbuatan kita sendiri yang didorong oleh keinginan kita sendiri, bukan cobaan yang datang dari Tuhan. Menurut firman Tuhan sendiri sebagaimana kesaksian rasul Yakobus tersebut, dalam keadaan demikian, yang mencobai kita adalah keinginan kita sendiri, keinginan yang selalu muncul akibat kelemahan kita. Dalam hal demikian, iblis juga bisa berperan, yang ketika mengetahui mulai goyahnya pikiran kita, dia mendorong dengan memberi iming-iming yang palsu, yang menunjukkan betapa enaknya jalan sesat yang dia harap akan kita lewati atau ikuti.
Cobaan hidup dalam bentuknya yang kedua adalah suatu peristiwa yang berada diluar kontrol kita sama sekali, tetapi yang mengakibatkan kesulitan dan penderitaan yang luar biasa pada kehidupan kita. Dalam hal demikian, siapakah yang berinisiatif mencobai kita? Apakah Tuhan sendiri?
Kalau kita membaca dari Ayub 1: 12 dalam peristiwa demikian, yang mencobai kita adalah iblis. Untuk mudahnya maka ada baiknya nash tersebut kami kutip disini.


Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN. 

Tidak ada komentar: